Artikel

Mengenal Dollar Cost Averaging, Metode Investasi Anti Overthinking!

Blog Single

Sobat WARIS pernah dengar istilah Dollar Cost Averaging? Ini jadi metode investasi yang newbie-friendly. Pasar modal itu naik-turun, atau biasa kita sebut volatilitas, adalah hal yang wajar. 

Tapi buat Sobat WARIS yang baru mulai terjun ke dunia investasi, fluktuasi harga sering bikin deg-degan, takut rugi, dan ujung-ujungnya malas membeli. Untungnya, ada metode Dollar Cost Averaging (DCA) yang bisa bikin perjalanan investasi jadi lebih santai dan terukur.  

Jumlah Investor Meningkat Pesat

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah Single Investor Identification (SID) di pasar modal melonjak drastis dalam 4 tahun terakhir:  

April 2021: 5,08 juta SID
Januari 2025: 15,16 juta SID
(data: Bursa Efek Indonesia - IDX.co.id) 

Lonjakan ini menunjukkan siapa saja punya peluang besar untuk mulai investasi. Jangan sampai para investor pemula, justru mundur sebelum mencoba hanya karena takut risiko. DCA hadir sebagai solusi mudah untuk memulai langkah pertamamu.  

Apa Itu Dollar Cost Averaging?  

Secara sederhana, DCA adalah strategi membeli aset dengan nominal uang yang sama secara rutin (mingguan atau bulanan), tanpa peduli harga lagi naik atau turun. 

Misalnya: kamu memutuskan untuk membeli emas 1 gram setiap bulan senilai Rp1,7 juta. Ketika harga turun, kamu dapat lebih banyak emas. Saat harga naik, kamu beli lebih sedikit. 

Hasilnya? Harga beli rata-rata cenderung stabil, tidak terjebak beli di harga puncak atau jual panik di harga dasar, atau mencoba “menebak” waktu yang tepat untuk beli (market timing).

Manfaat Dollar Cost Averaging untuk Investor Pemula  

  1. Investasi rasa nabung
    Kalau kamu belum paham analisis teknikal atau market timing, DCA membuat investasi terasa seperti menabung. Konsistensi lebih penting daripada “jatuh bangun” ikut tren.  
  2. Cegah Momen Terburuk
    Dengan DCA, kamu terhindar dari skenario beli saat harga puncak dan rugi besar. Investasi rutin menghasilkan harga beli rata-rata yang lebih menguntungkan.  
  3. Modal Sesuai Kantong
    Gak perlu tunggu punya budget besar. Anggap saja DCA seperti cicilan, kamu bisa mulai dengan Rp1 juta-an per bulan (0,5 gr), lalu tingkatkan sesuai kemampuan. 
  4. Risiko Kerugian Lebih Kecil
    Daripada langsung “all in” (lump sum) yang bisa bikin hatimu dag-dig dug kalau harga tiba-tiba anjlok, DCA menyebar risiko ke periode investasi yang lebih panjang.  

Cara Praktis Terapkan Dollar Cost Averaging 

  1. Tentukan instrumen investasi (emas, reksa dana, atau saham blue-chip).  
  2. Pilih nominal yang nyaman di kantong setiap periode.  
  3. Buat jadwal rutin, misalnya tanggal gajian atau tanggal 1 setiap bulan.  
  4. Manfaatkan fitur auto-debit jika tersedia, agar kamu disiplin “menabung” tanpa repot.  
  5. Catat performa investasi secara rutin untuk evaluasi dan penyesuaian.  

Konsistensi adalah kunci. Investasi bukan lomba lari cepat, melainkan maraton jangka panjang. 

Metode Dollar Cost Averaging membantu kamu mengelola risiko naik-turunnya kondisi ekonomi global sehingga hasil investasi lebih stabil. Mulai dari kecil, lakukan rutin, dan biarkan “sedikit-sedikit lama jadi bukit”.

Dollar Cost Averaging (DCA) juga bisa membuat perjalanan investasi kamu jadi lebih ringan, terukur, disiplin, dan minim stres.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, terapkan Dollar Cost Averaging di investasi emas bareng WARIS Sampoerna. Tersedia di website dan marketplace kesayanganmu!