Apa itu Perang Dagang yang Bikin Harga Emas Terbang?
Perang dagang memang tidak butuh tentara dan senjata, tapi bahayanya nyata, Sobat WARIS! Bayangkan ketika Negara A tiba-tiba menaikkan pajak (tarif) buat barang impor, supaya industri dalam negerinya tetap aman.
Negara B yang barangnya dikenakan pajak jadi kesal, lalu membalas dengan kebijakan serupa. Inilah yang disebut sebagai Perang Dagang, ketika negara-negara berlomba melindungi industri domestik mereka, yang ujung-ujungnya bisa bikin perekonomian global terdampak.
Bagaimana Perang Dagang Berjalan?
- Tarif Impor Meningkat
Tarif awal bisa 3% tiba-tiba dinaikkan jadi 25%–32%. Barang impor jadi mahal, orang nggak mau beli. - Pembatasan Kuota
Negara tertentu hanya boleh mengirim sekian unit saja. Jika kuota habis, sisanya nggak bisa masuk pasar. - Larangan Impor
Dalam kasus ekstrem, satu negara memblokir total impor produk tertentu.
Semua langkah ini sah menurut aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), asal tujuannya memang “melindungi industri domestik.”
Masalahnya, kalau satu pihak menyerang, otomatis negara lain akan membalas. Jadilah ketegangan ekonomi alias perang dagang.
Dampak Negatif untuk Ekonomi Global
Kalau negara-negara saling ngotot untuk “perang dagang”, bakal muncul efek domino seperti:
- Inflasi melambung karena biaya produksi dan distribusi naik
- Pilihan konsumen terbatas karena barang impor berkurang
- Rantai pasokan terganggu saat komponen penting nggak bisa dikirim tepat waktu
- Pertumbuhan ekonomi melambat karena ketidakpastian investor
Kisah “Serangan” Tarif AS di Awal 2025
Pada awal tahun 2025, Presiden AS, Donald Trump, menggebrak dunia dengan menaikkan tarif impor rata-rata dari 3% jadi 25%, rekor tertinggi dalam 100 tahun terakhir.
Indonesia kena “jatah” 32% mulai 9 April 2025, sementara China justru “dijegal” tarif total hingga 145%!
Tapi, AS kemudian "berbaik hati" untuk menunda kenaikan tarif impor untuk puluhan negara selama 90 hari, kecuali China.
Dampaknya? Indeks saham global anjlok lebih dari 10% dalam lima hari dan IHSG (Indonesia) sempat turun hampir 9%.
Kejadian ini mempertegas satu hal: di tengah gejolak kebijakan global, investor butuh “rumah” yang aman untuk investasi, seperti emas!
Mengapa Emas Justru Kuat saat Krisis?
Perang dagang memicu ketidakpastian, dan menurut data World Gold Council, emas 999.9 jadi primadona sebagai investasi safe haven. Ini alasannya:
- Nilai yang stabil dalam jangka panjang
Sejarah membuktikan, harga emas relatif tahan banting di berbagai krisis finansial. - Pelindung dari inflasi
Saat nilai mata uang melemah, emas justru naik nilai riilnya. - Mudah dijual dan dibeli
Butuh dana cepat? Emas gampang dijual atau digadai dengan harga yang kompetitif.
Hal ini membuat harga emas dunia sempat menembus US$ 3.200 per ons, dan harga emas domestik melonjak hingga sempat menyentuh harga Rp 2 juta per gram, meski kini sudah mulai stabil di angka Rp1,8–1,9 juta per gram.
Strategi Investasi Emas di Tengah Ketidakpastian
Untuk optimalkan proteksi finansial, terapkan beberapa strategi berikut:
- Dollar Cost Averaging: Beli gram kecil secara rutin untuk mendapatkan harga rata-rata, mengurangi momen ketika membeli dengan harga terlalu tinggi, atau terlalu rendah.
- Dana Darurat Emas: Simpan sebagian alokasi dana darurat dalam emas selain uang tunai, sehingga dana kamu aman dari inflasi.
- Diversifikasi Portofolio: Gabungkan emas dengan instrumen investasi lain agar portofolio makin seimbang.
Dengan cara ini, ketidakpastian kondisi ekonomi seperti perang dagang gak akan bikin hidupmu deg-degan terus, Sobat WARIS!
Perang dagang mungkin bikin dunia ekonomi goyang. Namun justru dari situ muncul peluang besar: pilih emas sebagai pelindung dan peluang keuntungan jangka panjang.
WARIS Sampoerna, dengan reputasi terpercaya dan produk emas 999.9 terjamin orisinal, siap membantu kamu memulai perjalanan investasi.
Jangan tunggu harga emas makin tinggi. Mulai nabung emas WARIS Sampoerna sekarang, karena beli emas = Beli ketenangan finansial di masa depan!